Senin, 04 November 2013

kesadaran terhadap lingkungan hidup

Era seperti sekarang menandakan sebuah zaman di mana semua serba kritis bagi kehidupan manusia di atas muka bumi. Polusi yang mengganas, efek rumah kaca yang memburuk, dan semakin sedikit orang yang tidak punya kesadaran lingkungan hidup. Tentu tidak ada maksud untuk bersikap pesimis. Meskipun begitu, agaknya semua orang bisa melihat kualitas hidup yang kini terdegradasi. Kawasan hijau berubah menjadi perumahan, kebun menjadi tempat pembuangan sampah, dan masih banyak lagi contoh-contoh serupa. Yang dibutuhkan sekarang tentu saja adalah sebuah kesadaran. Kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup bagi banyak orang. Penanaman kesadaran semacam itu bisa dimulai sejak usia dini, melalui pengenalan kepada anak-anak mengenai betapa berharganya lingkungan hidup di masa depan. Tentu saja melibatkan anak-anak kepada usaha penyelamatan lingkungan hanyalah satu opsi yang bisa dipikirkan. Tentu diperlukan juga keterlibatan orang dewasa, meski agaknya jauh lebih sulit menanamkan kesadaran lingkungan hidup kepada orang dewasa. Akar yang pertama-tama perlu dilihat adalah konsep mutualitas, alias ketergantungan yang terjadi dua arah. Manusia akan selalu membutuhkan lingkungan. Tanpanya, spesies takkan pernah anda. Sebaliknya, lingkungan membutuhkan manusia yang bisa merawatnya. Di sinilah terjadi ketergantungan antara lingkungan dan manusia, sehingga 100 % kerusakan lingkungan yang terjadi adalah murni karena ulah manusia. Ketika menanamkan kesadaran lingkungan, hubungan interdependensi semacam ini harus dipikirkan dengan matang, dan kemudian dijelaskan. Bagaimana Menanamkan Kesadaran Lingkungan. Beberapa dari anda mungkin bertanya tentang bagaimana caranya menanamkan kesadaran lingkungan hidup? Karena terkait dengan penanaman nilai, maka fondasinya berada pada ranah komunikasi antar orang. Berikut beberapa cara yang mungkin bisa anda terapkan: Komunikasi yang intens tentang lingkungan bisa dimulai dari keluarga. Anda sebagai orang tua bisa menanamkan kesadaran lingkungan kepada anak anda sejak usia dini. Mulai dari hal kecil, ajarkanlah kepadanya cara membuang sampah yang benar dan sesuai tempatnya. Ajarkan kepadanya bahwa kebersihan fisik dan lingkungan sama pentingnya dengan berbagai jenis mainan yang ada di kotak mainannya. Komunikasi yang intens juga perlu terjadi antara anda dan anggota masyarakat. Salah satu isu yang cukup pelik untuk ditangani adalah masalah sampah. Jika mau, anda perlu memikirkan secara serius tentang bagaimana anda akan mengelola sampah bersama warga lainnya. Cari di internet tentang teknologi pengolahan sampah dan berapa biaya yang diperlukan untuk membangunnya. Mungkin sulit untuk mengajak warga memikirkan sampah mereka sendiri, namun bila upaya penyadaran berhasil, maka nilai tambah akan didapat. Mekanisme pemberian hukuman juga perlu diadakan, selain penanaman kesadaran secara intens lewat dua cara yang disebut di atas. Misalnya, antara anda dan warga membuat kesepakatan bahwa siapa saja yang ketahuan membuang sampah sembarangan akan didenda dan dihukum memungut sampah selama dua minggu berturut-turut. Pola mekanisme semacam ini akan efektif bila ada fungsi pengawasan. Masih Dibutuhkan Peran dari Pihak Lain. Ketiga poin yang disebut di atas tentu saja masih berupa gambaran kasar tentang solusi untuk lingkungan hidup yang lebih baik. Keterlibatan pihak lain seperti pemerintah dan institusi pendidikan sebenarnya diperlukan. Tanpa keduanya usaha penyadaran akan pentingnya lingkungan terasa sia-sia. Masih banyak soal lingkungan yang harus dibereskan, seperti misalnya kasus penghilangan hutan bakau di pinggir pantai. Tanpa keterlibatan pemerintah dan instansi terkait, hutan bakau takkan bisa direstorasi. Karenanya cakupan kesadaran lingkungan meluas, tidak hanya pada lingkungan dalam satuan terkecil sebagaimana yang direfleksikan melalui tiga poin di atas. This entry was posted in #lingkungan on November 3, 2013 by juju bandung.

0 komentar:

Posting Komentar