Selasa, 05 November 2013

Ditjen Cipta Karya Antisipasi Kekeringan Di 751 Desa Di Enam Provinsi

JAKARTA - Tercatat sebanyak 751 desa terancam kekeringan di musim kemarau tahun ini, meskipun jumlah desa yang penduduknya benar-benar terdampak kekeringan dan kesulitan memperoleh air bersih ada 638 desa. Desa-desa itu tersebar di 148 kecamatan di 35 kabupaten/kota di enam provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi Jawa Tengah adalah wilayah terluas yang terdampak kekeringan, yaitu mencapai 472 desa di 16 kabupaten. Kabupaten Kebumen adalah daerah terparah yang dilanda kekeringan di provinsi itu, yaitu meliputi 80 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Daerah rawan kekeringan lain di Jawa Tengah yang dilanda kekeringan adalah Kabupaten Cilacap (79 desa di 13 kecamatan), Purbalingga (67 desa di 11 kecamatan), Banjarnegara (54 desa di 10 kecamatan), Grobogan (68 desa di 9 kecamatan), Banyumas (45 desa di 9 kecamatan), Blora (80 desa di 8 kecamatan), Wonogiri (43 desa di 8 kecamatan), Temanggung (15 desa di 7 kecamatan), Pati (60 desa di 6 kecamatan), Klaten (33 desa di 5 kecamatan), Magelang (8 desa di 5 kecamatan), Pemalang (12 desa di satu kecamatan), Boyolali (8 desa di satu kecamatan), Sukoharjo (3 desa di 1 kecamatan), dan Kabupaten Sragen di satu desa. Kemudian di Provinsi Jawa Timur menjadi daerah terluas kedua setelah Jawa Tengah yang dilanda kekeringan. Jumlah desa di Jawa Timur yang penduduknya benar-benar mengalami kesulitan memperoleh air bersih ada sebanyak 141 desa yang tersebar di 12 kecamatan di enam kabupaten, yaitu Lumajang, Bojonegoro, Jombang, Probolinggi, Bangkalan dan Trenggalek. Berturut-turut di Wilayah Jawa Barat terdapat 13 desa yang rawan kekeringan, seluruhnya ada di Kabupaten Bandung, lalu Banten (11 desa dan tiga kabupaten/kota), dan di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta di Gunung Kidulyang selam ini menjadi langganan kekeringan, sedangkan di NTT meliputi dua desa di kabupaten dan Kota Kupang. Sebenarnya Ditjen Cipta Karya sebelumnya telah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tilong untuk mengatasi ancaman kekeringan secara permanen di Kota Kupang, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap air bersih dan air minum, dengan kapasitas mencapai 100 liter/detik, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk wilayah Jawa Barat, sejak tahun 2003, Ditjen Cipta Karya telah mendistribusikan sebanyak 25 unit mobil tanki air (MTA) dan membangun 92 unit hidran umum untuk membantu penduduk dalam mengatasi kesulitan memperoleh air bersih dan air minum. Saat ini Kementerian PU juga sedang menyiapkan pembangunan SPAM Regional untuk melayani penduduk di Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi. Antisipasi Kekeringan Sebelumnya Sekretaris Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, Dadan Krisnandar, pekan lalu mengatakan bahwa Kementerian PU telah siap untuk mengantisipasi ancaman kekeringan akibat musim kemarau dan perubahan iklim tahun ini, terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan kekeringan, yaitu di seluruh provinsi di Pulau Jawa dan di NTT. "Untuk program mendesak dalam mengatasi ancaman kekeringan dan membantu penduduk yang kesulitan mendapatkan air bersih, Ditjen Cipta Karya siap memfasilitasi bantuan mobil tangki air dan pembangunan hidran umum di daerah-daerah yang terkena dampak kekeringan," katanya. Melalui program jangka pendek, katanya, Ditjen Cipta Karya juga akan melakukan langkah-langkah cepat dengan memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih, termasuk mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile berkapasitas kecil, membuat sumur-sumur pompa tangan, dan dropping air bersih melalui mobil tangki air. Ia menambahkan, dalam 1,5 bulan ke depan, Ditjen Cipta Karya siap melaksanakan pengadaan sebanyak 17 mobil tangki air (MTA) untuk disebar ke daerah-daerah yang dilanda kekeringan. Selain memobilisasi mobil tangki air dan pembangunan hidran umum, Ditjen Cipta Karya juga siap mendrop IPA Mobile, berbagai jenis pompa dan reservoir yang tersedia di gudang di Bekasi, Jawa Barat, ke daerah-daerah yang membutuhkan. Sementara itu Direktur Pengembangan Air Minum (PAM), Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, Danny Sutjiono menyatakan bahwa pihaknya sudah memiliki gambaran kondisi umum daerah-daerah yang terkena dampak kekeringan, antara lain menurunnya debit air permukaan, air tanah, waduk, embung dan hilangnya sumber mata air. "Ditjen Cipta Karya telah melakukan upaya identifikasi dan inventarisasi kondisi daerah yang mengalami kekeringan dan kebutuhan penanganan yang tepat untuk mengatasinya, serta siap untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan kesulitan air bersih," katanya. Pihaknya juga telah menetapkan kebijakan untuk mengantisipasi penanganan dalam penyediaan air bersih, di antaranya memfasilitasi bantuan droping air dengan mobil tangki dan penempatan hidran umum di daerah-daerah yang terkena dampak kekeringan. Atasi Secara Permanen Danny Sutjiono menjelaskan bahwa Ditjen Cipta Karya telah memiliki program jangka panjang untuk mengatasi ancaman kekeringan secara permanen di daerah-daerah yang selalu menjadi langganan kekeringan. Menurutnya, desa rawan air di wilayah yang selalu menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau datang jumlahnya cukup banyak. Berdasarkan data Potensi Desa dari Badan Pusat Statistik, terdapat sedikitnya 1.235 desa rawan air. "Program untuk mengatasi ancaman kekeringan secara permanen telah dilakukan sejak tahun 2003 dan terus berlangsung hingga tahun 2013 ini," kata Danny Sutjiono. Program itu meliputi pengadaan mobil tangki air, hidran umum, dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di daerah-daerah rawan air, baik melalui Program Pengembangan SPAM di ibu kota kecamatan SPAM IKK), SPAM Desa Rawan Air, dan SPAM Regional. Termasuk di dalam program itu adalah melaksanakan program hibah air, program pembangunan SPAM untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), baik untuk daerah perdesaan maupun perkotaan, serta melalui program penyediaan air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat. Ditjen Cipta Karya, kata Direktur PAM, juga telah memiliki rencana yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk mengatasi ancaman kekeringan dan kekurangan air bersih secara permanen di daerah-daerah yang menjadi langganan kekeringan. "Selain membangun instalasi pengolahan air minum dan jaringan distribusi utama di bagian hulu, Ditjen Cipta Karya juga memberikan bantuan manajemen untuk meningkatkan kualitas kinerja PDAM, termasuk program pendampingan dalam upaya percepatan penyehatan dan restrukturisasi utang PDAM," kata Danny Sutjiono. Sejak tahun 2003, katanya, dalam upaya pendistribusian pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terkena dampak kekeringan, telah dimobilisasi sebanyak 76 unit mobil tangki air (MTA) dan 393 unit hidran umum ke 33 kabupaten/kota di lima provinsi di Pulau Jawa. Sedangkan Untuk kegiatan darurat, empat unit mobil tangki air dan 1.100 unit hidran umum siap didistribusikan ke daerah rawan kekeringan. Menurut Danny Sutjiono, Direktorat PAM telah mengajukan usulan mendesak untuk program khusus pengadaan embung penampung air bersih di Kabupaten Lebak, karena di daerah itu tidak ada sumber air baku. Kemudian pihaknya juga sedang menyiapkan pembangunan SPAM IKK PPI di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, termasuk usulan pembangunan SPAM Perdesaan di empat kecamatan dan SPAM IKK baru di Kecamatan Wanasalam. Sedangkan di Jawa Timur, Direktorat PAM sedang merencanakan untuk membangun SPAM IKK di Kecamatan Panggul dan Suruh, untuk melengkapi SPAM IKK Dongko di Kabupaten Trenggalek. "Kami juga sudah mengusulkan pengembangan jaringan perpipaan untuk optimalisasi SPAM di sembilan kecamatan di Jawa Timur, serta pengadaan tambahan 37 mobil tangki air dan pembangunan 200 unit lebih hidran umum. Usulan serupa telah diajukan berupa pengadaan empat unit mobil tangki air untuk Kabupaten Pemalang dan Banjarnegara di Jawa Tengah, pengembangan jaringan perpipaan untuk optimalisasi SPAM yang sudah terbangun, pembangunan SPAM IKK dan SPAM Perdesaan di beberapa kecamatan, serta pembangunan delapan SPAM Regional. "Sedangkan untuk pengembangan jaringan perpipaan optimalisasi SPAM, Direktorat PAM telah menyiapkan pembangunan jaringan perpipaan di 20 kecamatan di seluruh Jawa Tengah, termasuk 13 SPAM IKK baru, satu SPAM Perdesaan, dan delapan SPAM Regional, yaitu SPAM Bregas, Keburejo, Petanglong, Dadi Muria, Wosusokas, Purbamas, Semarsalat, Wnonegara, dan SPAM Jateng-DIY. (Ditpam/yss)

0 komentar:

Posting Komentar