Minggu, 03 November 2013

indonesia perlu perbaikan sektor sanitasi

Laporan Bank Dunia menyatakan pelayanan sanitasi di Indonesia masih buruk. Bank Dunia merilis laporan mengenai sanitasi perkotaan pada Selasa malam, 29 Oktober 2013 di Hotel JW Marriott, Jakarta. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez mengatakan hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan. Ke depan, ujar Chavez, akan semakin banyak penduduk yang pindah ke kota. "Oleh karena itu manajemen air limbah dan tinja yang lebih baik sangat diperlukan, terutama bagi masyarakat miskin," katanya. Dalam laporan Bank Dunia tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai belum diimbangi peningkatan pelayanan sanitasi. Hanya 5 persen lumpur tinja dan 1 persen air limbah yang dihasilkan masyarakat yang dikumpulkan dan diolah dengan benar. Banu dunia juga mencatat sekitar 14 persen penduduk perkotaan masih buang air besar sembarangan. Menurut studi Program Air dan Sanitasi (Water Sanitation Program) Bank Dunia, Indonesia mengalami kerugian ekonomi terkait dengan kesehatan dan lingkungan sebanyak 2-3 persen dari produk domestik bruto tahunan. Kepala Praktisi Sektor Air Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudipto Sakar mengatakan pelayanan sanitasi perkotaan yang berkualitas akan mendukung pertumbuhan ekonomi perkotaan dan melindungi lingkungan. Kajian sanitasi perkotaan Indonesia merupakan bagian dari Kajian Sanitasi Perkotaan Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik. Kajian ini difokuskan di tiga negara berkembang dengan pendapatan menengah yaitu Indonesia, Filipina dan Vietnam. Hasil kajian di tingkat regional dan negara ini diharapkan bisa membantu penyusunan kerangka kerja untuk perbaikan sektor sanitasi.

0 komentar:

Posting Komentar