Minggu, 03 November 2013

Air Jatiluhur dari Bekasi Disalur dengan Pipa ke Jakarta

[JAKARTA] Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan bekerjasama dengan pihak swasta untuk menyalurkan air waduk Jatiluhur (Tarum Barat) ke DKI Jakarta dengan menggunakan pipa. Namun, aliran dengan menggunakan pipa cuma dari Sipon Bekasi yang berjarak sekitar 35 KM sampai Jakarta. Sipon Bekasi itu adalah tempat pertemuan air Sungai di Bekasi dengan Tarum Barat. Sipon Bekasi sekarang dibangun. “Dari persimpangan itu kita buat pipa agar air Tarum Barat tak bercampur dengan air Bekasi yang kotor,” kata Dirjen Tata Air, Kementerian PU, Mochamad Hasan, kepada SP, Selasa (27/11). Hasan mengatakan, rencana pembangunan pipa untuk menyalurkan air baku Tarum Barat ke Jakarta dengan menggunakan pipa dimulai awal 2014. “Sekarang masih dalam perencanaan dan melakukan perhitungan semuanya termasuk mencari pihak swasta yang mau investasi,” kata dia. Menurut Hasan, rencana awal saluran dengan pipa dimulai dari hulu di Jati Luhur, namun setelah melakukan perhitungan, jatuhnya sangat mahal, sehingga diputuskan dimulai dari Sipon Bekasi saja. Hasan enggan menyebutkan besarnya biaya yang dimaksud. Ia juga tak bersedia menyebutkan berapa biaya pembangunan pipa dari Sipon Bekasi sampai Jakarta. Hasan hanya menjelaskan, kalau dialirkan pakai pipa sedari hulu, maka beban yang harus ditanggung pelanggan adalah Rp 6.000 per meter kubik. Sementara kalau menggunakan pipa dari Bekasi maka beban yang harus ditanggung pelanggan nanti cuma Rp 3.200 per meter kubik. “Ya, semua biaya dikeluarkan untuk itu aturannya memang dibebankan kepada pelanggan nanti,” kata dia. Hasan mengatakan, saluran air Citarum Barat untuk Bekasi dan DKI sekarang ini banyak sekali masalah, seperti banyak pencurian air oleh masyarakat, jalan inspeksi dipakai untuk jalan pabrik, banyak jembatan liar, banyak dibuat kakus (WC) di atas saluran air tersebut. “Semua itu sedang kita tertibkan,” tegas Hasan. Ia mengatakan, kalau pakai pipa, selain air sulit dicuri, juga terjamin kebersihannya. “Saluran yang ada sekarang tetap dipertahankan karena air dari Jati Luhur selain untuk minum juga untuk pengairan sawah, dan lain-lain,” kata dia. Sebelumnya, Mochamad Amran, Dirjen Tata Air, sebelum Mochamad Hasan sekarang mengatakan, untuk menjaga saluran air Jati Luhur dengan lainnya termasuk waduk, Kemen PU telah merekrut calon Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). “Biar dengan adanya PPNS, yang melakukan pencurian air serta merusak jalan inspeksi dan sebagainya akan bewrhadapan dengan hukum,” kata dia. [E-8]

0 komentar:

Posting Komentar